Sunday, March 28, 2010

(empty hope)

Another problem is piece of cake.

Yang mengiris adalah perihnya.

Stand up for your rights! If you can’t speak up and can’t say what you want, if you can’t organize things to get what you want, how can you keep your family in one piece?

Lelahnya.

Mendorong bongkahan batu yang tidak mau bergerak, pun dia tak bisa bicara. Sepertinya harus menunggu waktu, menunggu hujan, menunggu tetesan air mengikis kekerasannya. Mungkin setelah itu dia mau bergeser (mungkin setelah saya mati tiada).

It just doesn't feels right in my ear and in my heart...

Curse me for being Catholic.

Dari kecil saya selalu diajarkan. Tidak ada agama yang salah maupun benar, selama satu Tuhan yang disembah. Apapun sebutannya, Dialah Tuhan yang satu, yang esa.

Mungkin itu sucksnya jadi minoritas, kami cenderung tidak suka melawan, tidak suka membanggakan diri, tidak suka dengan gampangnya memasukkan orang ke dalam agama kami. Kami terbiasa jadi agama kelas dua.

Tidak ada agama yang salah dan benar, selama satu Tuhan yang disembah, hanya saja Katolik dengan Tuhan Yesus adalah yang terbaik untuk kami.

Tuhan Yesus yang cinta damai, yang mengajarkan kasih, yang mengajarkan untuk mengampuni.

Setiap orang punya jalannya sendiri. Setiap orang punya salibnya sendiri. Dan setiap orang punya kebebasannya sendiri.

Bisakah kita jadi satu apabila ada suara-suara yang menganggap, “Tuhanmu bukan Tuhanku, and we’ll see…yes, we’ll see..”. Bisakah?

Baru kali ini saya menyadari satu hal itu PRINSIP buat saya.

Tanpa Tuhanku, tiada hidup ini, tiada nafas ini, tiada semua kebahagiaan ini. Dia bisa mengambilnya kapan saja Dia mau. Bayaran seperti itukah yang pantas kuberikan pada, Tuhan-KU?

Saturday, March 27, 2010

"Mungkin cinta kali..."

Cinta hanya ada dua, cinta yang ingin memiliki dan cinta yang membebaskan.

Nafsu ada di dalam cinta, tapi di dalam nafsu blm tentu ada cinta. Bila kita benar-benar cinta, kita akan melihat kapasitas kita untuk membahagiakan, komitmen yang bisa kita beri dan penuhi, dan mata serta hati untuk melihat kenyataan.

Tidak ada dendam dalam cinta, pun ego dan keinginan untuk menyakiti.

"Love is patient. Love is kind. Love isn't jealous. It doesn't sing its own praises. It isn't arrogant."

Adalah perbedaan yang cukup mendasar antara cinta dan kasih. Yang saya baca di kalimat kutipan tadi adalah kasih.

Sedangkan yang kita butuhkan dalam pernikahan pun hubungan yang serius adalah cinta kasih.

Big question :: bisakah tanpa cinta tumbuh kasih hingga cukup kuat untuk bertahan?

Manusia yang merasakan cinta Tuhan sangat mudah untuk mempraktekkan kasih. Akan tetapi bicara cinta, itulah satu hal langka yang sangat sulit untuk bisa 'dipaksakan'.

I know I care so much about you, dan itulah kasih, krn aku ingin melihatmu bahagia. Dan untuk membuatmu bahagia, aku sendiri harus bahagia.

Friday, March 26, 2010

Final Call

I've tried.

Dari beratus hari yang lampau. Pembelajaran yang sangat berguna. How to hide your emotion, or at least minimize it. It works..so far. But it just ain't good for all things.

Dua telinga dan satu mulut.

Aku mencoba mendengarkan, baru berbicara. Tapi kulihat itu semua sudah disaring oleh hati. Dan hati memantulkan kepedihan. Jadi kepedihanlah yang bicara.

I just need someone who listen to me, first.

Well,
maybe am just not good enough..
not good enough to be first lady.

I've tried.

Am really-really sorry dear Jesus.

Saturday, March 20, 2010

Semakin Bertambah Dalam Ketiadaan

Aku ingin mengatakan sabar, di saat kita jauh..
tapi sesungguhnya aku yang tidak sabar.

Aku ingin mengatakan rinduku sedepa di atasmu,
tapi aku tidak ingin membuatmu gusar,
dan mengambil seribu langkah menghampiriku.

Aku ingin mengatakan bagaimana bila esok tak ada,
aku tidak lagi merasakan gelisah yang indah,
rasa yang langka..

Tapi semua ini membuat aku dan kamu belajar,
untuk menunggu dan berjuang dalam kesesakan.

Untuk bersama tanpa terlihat ada.

Dan nafas ini akan menabung kehidupan yang panjang,
untuk dua rasa yang sudah menjadi satu.

Friday, March 19, 2010

PRESSure

Terkadang, fisik kita tidak sekuat otak yang memerintahkan untuk menegakkan punggung, mengangkat bahu, berjalan lurus dan gagah. Fisik kita jauh, jauh lebih lemah, karna dimakan usia, dan terutama apa yang dinamakan tekanan.

Pressure; press+sure. Cute heh..just realized.

Manusia memiliki beribu macam cara untuk melewati halangan hidup, atau apa yang sering disebut kendala. Ada yang sifatnya jangka pendek, ada juga yang panjang, entah apa solusinya, prosesnya saja bisa makan waktu berbulan-bulan.

Seseorang berkata, manusia yang kuat adalah mereka yang menggunakan masalah sebagai pijakan. Dan tidak pernah menyerah, karna sungguh masalah membuat kita kuat. Seperti pepatah, apa yang tidak membunuhmu, akan menjadikanmu lebih kuat.

Akan tetapi banyak hal yang terkadang kita lakukan tanpa sadar. Terutama bila kita sedang berada di bawah PRESSure (tekanan).

Kita bisa kehilangan konsentrasi, kehilangan kesabaran, kehilangan fokus, kehilangan semangat menjalani hari-hari, dan bahkan...bahkan terkadang kita membutuhkan waktu istirahat yang lebih lama.

We want to fight it, but the body surrender.

Kelelahan itu terkadang terlihat begitu kecil harganya, dibandingkan suatu keputusan radikal untuk "jatuh gila".

Yang perlu kita lakukan adalah menyadari keadaan sesungguhnya, dan menerima dengan lapang dada. Sama seperti anak kecil yang sembelit ketika pergi dan menginap di tempat baru. It just doesn't feels right. But hey, you have to survive.